Setiap pagi selalu diwarnai dengan menatap dokumen kosong. Bukan, bukan lantas dokumen itu akan segera terisi penuh. Bisa jadi si empunya hanya bisa duduk terdiam berpikir keras dan bingung dengan apa yang hendak ditulis. Ya, bisa jadi karena si empunya tidak paham dengan apa yang hendak ditulisnya atau tidak mempunyai ilmu yang cukup atau bisa jadi karena terlalu perfeksionis. Satu jam berlalu namun dokumen masih kosong. Dua jam berlalu dokumen tetap kosong hingga akhirnya si empunya memutuskan untuk meninggalkan dokumen yang kosong tersebut dalam keadaan tetap kosong. Ini tidak hanya terjadi di satu pagi saja, melainkan beberapa pagi begini terus.