Berbicara mengenai hakikat kebahagiaan tentunya antara satu orang dengan orang lainnya bisa jadi akan memiliki pendapat yang berbeda. Ada yang mengartikan kebahagiaan itu sebagai perasaan senang karena memperoleh penghargaan atau hadiah, terbebas dari perasaan sedih atau kehilangan. Sebagian lainnya mungkin akan menganggap kebahagiaan itu pada dasarnya merupakan suatu perasaan yang muncul setelah melakukan pengorbanan yang besar.

Lalu, apa sebenarnya hakikat dari kebahagiaan? Dalam novel yang berjudul Ayahku [Bukan] Pembohong, pada Bab 30 tentang Danau Para Sufi, Tere Liye sebagai penulis novel tersebut menceritakan tentang hakikat sejati kebahagiaan hidup. Menurutnya, dengan memahami hakikat sejati hidup, “seluruh kesedihan akan menguap seperti embun terkena sinar matahari” dan dengan memilikinya akan menjadikan kita bisa menghela napas bahagia setiap hari. Berikut adalah hakikat kebahagiaan hidup yang sejati ala novel Ayahku [Bukan] Pembohong.
Kebahagiaan hidup itu sejatinya diperoleh dengan usaha
Untuk mencapai yang namanya kebahagiaan hidup itu tentunya memerlukan waktu dan proses yang lama. Mengapa bisa demikian? Karena kebahagiaan itu diperoleh dengan usaha. Yang dimaksud dengan usaha di sini adalah usaha untuk membersihkan hati dari segala kegelisahan dan iri hati serta melapangkan hati. Melapangkan hati untuk ikut merasa senang dan ikut bahagia ketika orang lain mendapatkan nasib baik.
Sumber kebahagiaan itu sejatinya adalah dari dalam (hati) diri kita sendiri
Sesungguhnya, kebahagiaan yang sejati itu tidaklah diperoleh dari luar (hati) diri kita sendiri. Kebahagiaan yang datang dari luar (hati) diri kita sendiri seperti keberuntungan, hadiah, jabatan, atau penghargaan bukanlah merupakan kebahagiaan yang hakiki. Mengapa kebahagiaan yang semacam ini tidak disebut sebagai kebahagiaan yang hakiki? Jawabannya tidak lain adalah karena kebahagiaan tersebut bisa jadi akan hilang begitu saja ketika hal tersebut menghilang dari diri kita dan pada akhirnya digantikan dengan kesedihan. Terlebih apabila kita tidak melapangkan hati kita untuk menerima yang namanya kehilangan, maka kita akan merasakan kesedihan berkepanjangan.
Kebahagiaan yang sejati diperoleh dengan cara membiasakan diri untuk hidup bersahaja, sederhana, dan apa adanya
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa untuk memperoleh kebahagiaan yang sejati itu tidaklah mudah. Kita harus bekerja keras dan membiasakan diri untuk hidup bersahaja, sederhana, dan apa adanya. Hidup yang demikian mengandung konsekuensi bahwa kita seharusnya mensyukuri apa yang telah kita miliki dalam hidup ini, berprasangka dan berbuat baik ke orang lain, menghargai orang lain dan juga menghargai alam sekitar.
Tidak ada kesedihan yang bisa merusaknya (kebahagiaan yang sejati), termasuk kesedihan karena cemburu, iri, atau dengki dengan kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, kebahagiaan atas gelar, pangkat tinggi, kekuasaan, harta benda, itu semua tidak akan menambah sedikit pun beningnya kebahagiaan yang kau miliki (hlm. 294).
Sekian.
Stay hungry and stay foolish 🙂
Ada yg bilang bahagia itu dekat. Tak perlu jauh2 mencarinya karena ia bersemayam di hati yang penuh rasa syukur.
LikeLike
Iya, Mas. Ada juga yang bilang tak perlu jauh-jauh mencari kebahagiaan karena kebahagiaan itu diciptakan dalam diri sendiri bukan dicari.
LikeLike
Kebagaiaan hidup itu sejatinya (edit : Kebahagiaan)
Ternyata sosok seorang ayah banyak dijadikan novel oleh para novelis.
Ini adalah salah satunya.
Selain itu ada Andrea Hirata dengan judul Ayah dan HAMKA dengsn judul Ayahku
LikeLike
Terima kasih, Mas Fahmi, atas koreksinya. Iya, Mas, karena ayah-pun juga berjasa.
LikeLike
Benar
LikeLike
bahagia ketika kita bermanfaat untuk orang lain,, amazing tulisannya, salam kenal
LikeLike
Siap, setuju. Tapi, jangan sampai melupakan diri sendiri 🙂
LikeLike
Apa kabarnya nih, Rafi?
LikeLike
Alhamdulillah kabar baik, Mas. Apa kabar mas Fahmi?
LikeLike
Alhamdulillah baik.
Sepertinya dah lama gak aktif di WA dan Web Ikatan Kata
LikeLike
Iya, Mas, maafkeun
LikeLike
Kebahagiaan itu kita yang ciptakan, tentunya lingkungan juga sangat berpengaruh. Bila hidup di antara orang-orang dengan energi positif kita juga akan kena imbasnya, begitupun sebaliknya. Tapi itu menurutku. Hehehe. Salam kenal Rafi 😊
LikeLike
Berbicara soal kebahagiaan setiap orang pasti akan melakukan apapun untuk bahagia, maka tak jarang orang akan berbuat sesuatu yang menyalahi aturan.
LikeLike
Jadi inget film Life Is Beautiful….Kebahagiaan itu dari dari dalam diri. Coba aja nonton. 🙂 Salam dari Solo
LikeLike
Sudah lama sekali pengen baca ini. Sepertinya ceritanya menarik. Ohya makasih postingannya, jadi pengingat buatku kalau ada buku ini yang masih stay di TBR wkwk😹
Btw dengar-dengar novel ini pernah digosipkan mirip dengan film ‘Big Fish’, ya? Aku belum pernah baca novel ini atau liat filmnya sih, jadi belum bisa bandingin. Bagaimana menueut Rafi?
LikeLike
‘Kebahagiaan yang sejati diperoleh dengan cara membiasakan diri untuk hidup bersahaja, sederhana, dan apa adanya.’ P-E-R-F-E-C-T. tulisan yang inspiratif, kak!
LikeLike
Terima kasih, Mbak.
LikeLiked by 1 person